
Ex-Trainee PT JIAEC (Dede Ahmad Solihin)
Pemagangan di Jepang bukanlah waktu yang panjang bagi Dede Ahmad Solihin(ex-trainee tahun 2007-2008), karena di sanalah awal mula perjalanan penting dalam hidupnya dimulai. Sebagai peserta magang, Dede tidak hanya bekerja, tapi juga serius memanfaatkan waktunya untuk belajar, berkembang, dan membangun bekal masa depan.
Dulu selama di Jepang, Dede yang saat itu ditempatkan di kota Oyama, rutin meluangkan waktunya untuk belajar setiap Senin, Rabu, dan Jumat malam sekitar pukul 19.00 sampai 20.00. Menurutnya, selain dengan belajar mandiri, banyak melakukan interaksi langsung dengan orang Jepang sangat membantu untuk melatih kemampuan bahasa Jepang. Bahkan di luar jam kerja, ia aktif mengikuti olahraga softball, bukan hanya untuk olahraga dan melatih bahasa lewat percakapan langsung, tapi juga sebagai cara untuk memperluas pergaulan. “Kalau sering ngobrol, pemahaman bahasanya jauh lebih cepat masuk,” ujar Dede.
Bicara soal pengalaman, Dede menyampaikan justru lebih banyak rasa suka yang ia dapat selama magang. Suasana kerja, budaya orang Jepang, dan ketenangan alam di sekitar tempat tinggal membuatnya betah. “Rasa capek kerja tuh bisa langsung hilang begitu keluar pabrik dan lihat pemandangan. Damai banget,” kenangnya.
Tapi tentu saja tak semua hal berjalan mulus. Tahun 2008 menjadi momen yang tak terlupakan ketika krisis global melanda. Saat itu, Dede baru satu setengah tahun berada di Jepang. Secara tiba-tiba, sensei menyampaikan bahwa ia dan teman-temannya dari dua angkatan harus dipulangkan ke Indonesia lebih awal karena tidak ada lagi pekerjaan di perusahaan tempat mereka magang. “Rasanya pahit banget. Kami semua diam, syok. Padahal saya lagi semangat-semangatnya belajar dan kerja,” ceritanya. Tapi Dede memilih untuk menerima dan ikhlas. Ia percaya bahwa jalan hidup sudah ada yang mengatur, tinggal bagaimana manusia berusaha dan tetap berdoa.
Setelah pulang ke Indonesia, Dede sempat membuka usaha pembuatan pallet kayu. Namun, ia akhirnya kembali ke industri yang memang sudah ia kuasai: Die Cast.
Sempat bekerja di perusahaan skala kecil, Dede mendapat tawaran untuk bekerja di perusahaan Jepang karena pengalaman magangnya yang menjadi nilai tambah. Mulai bekerja sebagai operator, di perusahaan ini kemudian dipindah ke bagian maintenance, hingga akhirnya dipercaya menjadi leader.
Keinginan untuk terus berkembang semakin besar hingga ia mendapat kesempatan untuk training penyetelan mesin Die Cast ke Filipina selama enam bulan, dan dipercaya untuk memegang dua departemen sekembalinya ke Indonesia.
Setelah beberapa tahun bekerja, Dede memutuskan untuk mencari tantangan baru. Ia pun kembali menghubungi PT JIAEC untuk mendapatkan rekomendasi kerja yang sesuai dengan tujuan kariernya. Hingga saat ini dari PT JIAEC, sudah sembilan tahun Dede bekerja di perusahaan barunya dan menjabat sebagai Engineering Supervisor. Sebuah pencapaian yang ia raih lewat perjalanan panjang, kerja keras, dan komitmen untuk terus berkembang.
Atas pengalamannya, Dede berpesan kepada seluruh peserta magang sebelum kembali ke Indonesia: “Manfaatkan waktu di Jepang sebaik mungkin. Tiga tahun itu cepat banget. Jangan terburu-buru buka usaha kalau belum siap. Banyak yang gagal karena nekat membuka bisnis tanpa pengetahuan yang cukup. Rencanaka dulu sebaik mungkin, kumpulkan pengalaman, baru ambil langkah besar.
Perjalanan Dede adalah bukti bahwa pengalaman magang bisa menjadi titik awal yang luar biasa asalkan dijalani dengan sungguh-sungguh dan hasilnya dimanfaatkan dengan bijak.
Oleh : Ririe Lovina Putri
Narasumber : Dede Ahmad Solihin